Diagnosis Hemofilia
Diagnosis
hemofilia dibuat berdasarkan riwayat keluarga, riwayat perdarahan,
gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium. Hemofilia dicurigai pada
pasien dengan adanya riwayat :
-
Mudah berdarah pada usia kanak-kanak awal
-
Perdarahan spontan (umumnya pada sendi-sendi dan jaringan lunak)
-
Perdarahan masif setelah trauma atau tindakan bedah
Pada
penderita dengan gejala perdarahan atau riwayat perdarahan, pemeriksaan
laboratorium yang perlu diminta adalah pemeriksaan penyaring hemostasis
yang terdiri atas hitung trombosit, uji pembendungan, masa perdarahan,
PT (prothrombin time – masa protrombin plasma), APTT (activated partial thromboplastin time – masa tromboplastin parsial teraktivasi) dan TT (thrombin time
– masa trombin). Pada hemofilia A atau B akan dijumpai pemanjangan APTT
sedangkan pemerikasaan hemostasis lain yaitu hitung trombosit, uji
pembendungan, masa perdarahan, PT dan TT dalam batas normal. Pemanjangan
APTT dengan PT yang normal menunjukkan adanya gangguan pada jalur
intrinsik sistem pembekuan darah. Faktor VIII dan IX berfungsi pada
jalur intrinsik sehingga defisiensi salah satu dari faktor pembekuan ini
akan mengakibatkan pemanjangan APTT yaitu tes yang menguji jalur
intrinsik sistem pembekuan darah.
Sampai
saat ini riwayat keluarga masih merupakan cara terbaik untuk melakukan
tapisan pertama terhadap kasus hemofilia, meskipun terdapat 20-30% kasus
hemofilia terjadi akibat mutasi spontan kromosom X pada gen penyandi F
VIII/F IX. Seorang anak laki-laki diduga menderita hemofilia jika
terdapat riwayat perdarahan berulang (hemartrosis, hematom) atau riwayat
perdarahan memanjang setelah trauma atau tindakan tertentu dengan atau
tanpa riwayat keluarga. Anamnesis dan pemeriksaan fisik sangat penting
sebelum memutuskan pemeriksaan penunjang lainnya.
Kelainan
laboratorium ditemukan pada gangguan uji hemostasis, seperti
pemanjangan masa pembekuan (CT) dan masa tromboplastin partial
teraktivasi (aPTT), abnormalitas uji thromboplastin generation, dengan
masa perdarahan dan masa protrombin (PT) dalam batas normal.
Diagnosis
definitif ditegakkan dengan berkurangnya aktivitas F VII/F IX, dan jika
sarana pemeriksaan sitogenik tersedia dapat dilakukan pemeriksaan
petanda gen F VIII/F IX. Aktivitas F VIII/F IX dinyatakan dalam U/mL
dengan arti aktivitas faktor pembekuan dalam 1 mL plasma normal adalah
100%. Nilai normal aktivitas F VIII/F IX adalah 0,5-1,5 U/mL atau
50-150%. Harus diingat adalah membedakan hemofilia A dengan penyakit von
Willebrand, dengan melihat rasio F VIII C:F VIII AG dan aktivitas F vW
(uji Ristosetin) rendah.
-
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan berikut ini hasilnya abnormal :
-
Masa tromboplastin parsial teraktivasi (Activated partial thromboplastin time, APTT)
-
Pemeriksaan pembekuan faktor VIII atau faktor IX
Masa perdarahan dan masa protrombin (PT) normal.
-
Tingkatan Hemofilia
Hemofilia A dan B dapat di golongkan dalam 3 tingkatan, yaitu :
Klasifikasi
|
Kadar Faktor VII dan Faktor IX di dalam darah
|
Berat
Sedang
Ringan
|
Kurang dari 1% dari jumlah normalnya
1% – 5% dari jumlah normalnya
5% – 30% dari jumlah normalnya
|
Penderita
hemofilia parah/berat yang hanya memiliki kadar faktor VIII atau faktor
IX kurang dari 1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami
beberapa kali perdarahan dalam sebulan. Kadang – kadang perdarahan
terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Penderita
hemofilia sedang lebih jarang mengalami perdarahan dibandingkan
hemofilia berat. Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang
terlalu berat, seperti olah raga yang berlebihan.
Penderita
hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan. Mereka mengalami
masalah perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut
gigi atau mangalami luka yang serius. Wanita hemofilia ringan mungkin
akan pengalami perdarahan lebih pada saat mengalami menstruasi.
-
Manifestasi Perdarahan pada Hemofilia
Table 3. Gambaran Klinis dan Laboratoris pada Hemofilia A, Hemofilia B, dan Penyakit von Willebrand
Hemofilia A |
Hemofilia B |
Penyakit von Willebrand |
|
Pewarisan Lokasi perdarahan utama Jumlah trombosit Waktu perdarahan PPT aPTT F VIII C F VIII AG F IX Tes Ristosetin |
X-linked recessive Sendi, otot, pascatrauma/operasi Normal Normal Normal Memanjang Rendah Normal Normal Normal |
X-linked recessive Sendi, otot, pascatrauma/operasi Normal Normal Normal Memanjang Normal Normal Rendah Normal |
Autosomal dominant Mukosa, kulit, pascatrauma/operasi Normal Memanjang Normal Memanjang/normal Rendah Rendah Normal Terganggu |
Diagnosis Banding
-
Hemofilia A dan B dengan defisiensi faktor XI dan XII.
-
Hemofilia A dengan penyakit von Willebrand (khususnya varian Normandy), inhibitor F VIII yang didapat dan kombinasi defisiensi F VIII dan V kongenital.
-
Hemofilia B dengan penyakit hati, pemakaian warfarin, defisiensi vitamin K, sangat jarang inhibitor F IX yang didapat.
0 komentar:
Posting Komentar